Para Ibu2 yang saya hormati dan mulyakan
Mari pertama-tama kita bersyukur kepada Allah atas nikmat terus diberikan ke kita. Bersyukur disini adalah bersyukur, bukan hanya mengucapkan syukur. Ini harus hati-hati lho.. Apa bedanya..? Insya Allah nanti akan dibahas, apalagi ini penting dalam rangka mendidik anak kita.
Kedua, sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW atas petunjuk Islamnya, sehingga kita menikmati nikmat Islam, Iman… Sehingga tercurahkan pula untuk anak-anak kita. Ini jangan sampai lupa.. Karena ini penting.. Alhamdulillah kita punya iman, kita masih bisa ngajari anak kita. Karena apa..?
Waktu ini terus berputar, seiring dengan putaran waktu jalan kehidupanpun kian berubah, ya apa tidak…?.
Zaman yg kita alami sekarang tidak akan sama dengan zaman anak kita nanti.. Kalau zaman yg kita alami sudah seperti ini, terus gimana dengan anak kita nanti….? Ini.. harus hati-hati benar.. Di lingkungan luar, sudah ngeri macam sekarang. Apa.. contohnya..? Pertengkaran. Fitnah. Pembunuhan. Wes tah.. Na’uzu billah tsumma na’udzubillah. Belum lagi ngurusi masalah ibadah, hubungan kita dengan Allah. Banyak.. pekerjaan kita sebagai orang tua itu..
Maka dari itu, Sayyidina Ali berkata, maqolnya Sayyidina Ali :
“Allimu auladakum ghoiro ma ullimtum fainnahum khuliku lizamanin ghoiro zamanikum “
(Persiapkanlah generasi muda dengan hal2 yg prospektif & relevan dengan masa depannya nanti). (maqolah Sayyidina Ali bin Abu Tholib).
Kenapa demikian….??
Sebab masing2 zaman ada problemnya masing-masing. Ada masalah yang sifatnya tipikal, masalah yang samaaaa terus sepanjang zaman, ini sifatnya ruhani, masalah hati.. Ada juga yang sifatnya dzahir. Ini yang biasanya berubah tergantung zaman. Apa contohnya..? Makanan bisa jadi tambah sulit cari yang halal.. Wong bakso ayam campur tikus aja sudah ada kok.. Na’udzubillah. Teknologi tambah canggih, transportasi tambah canggih, kita bisa terbang ke sana sini. Terus hukum musafirnya jadi gimana..? Banyak macemnya.. Ini anak kita harus dibekali dengan ilmu-ilmu dzahir semacam ini.
Intinya inti apa..? Ayo kita ajari anak2 dengan ilmu agama yang sekiranya relevan dengan perkembangan zaman mereka. Paling kecil adalah, kita ajari ngaji Quran. Wong anak-anak jaman sekarang ini banyak kok yang ga bisa ngaji. Ayo sebagai ibu, di semangati anaknya. Jangan hanya les-les yang lain seperti kumon, doraemon, danamon.. les piano, dansa.. dan lain sebagainya..
Ini gak hanya di Jepang, tapi dimanapun.. Oke, understand..?
Kemudian yang kedua, ayok.. kita tidak memanjakan anak2 dengan cara memberi semangat, dengan cara yang santun, dengan cara menyenangkan. Dan dimulai sejak kecil, sebelum Sekolah dasar. Menurut para ahli, ini untuk membantu perkembangan. Maksudnya apa.. ya diberi waktu bermain, toh bermain itu kan juga belajar.. Tapi bukan mainan ipad rek…! iPad itu malah membuat anak kita menteleeenng ae di depannya. Lupa sama yang lain. Kalo itu ya jelek.. rek…
Yang ketiga, salah satu tanamkan sifat mandiri.. Anak itu berangkat sendiri ke sekolah.. ga usah diantar, ya kecuali kalau tidak memungkinkan. Tapi kalo disini kan lingkungan mendukung ya..? Lha nek di Indonesia, apalagi di Jakarta, mau aplikasi kayak disini.. “opo jalok matek opo anake..?”
Ada contoh lain, kalau anak jatuh, biarkan bangun sendiri. Tapi kasih semangat. Ada saat-saat tertentu, baru kita tolong. Intinya biarkan dulu, biar mereka bangkit dari jatuhnya dengan kekuatan sendiri tanpa bergantung orang sekitarnya. Tahan dulu… itu kuncinya.. Wes ya.. Kasih semangat, makanya disini mesti diucapkan “Ganbatte Kudasai” yang artinya “Bersemangatlah” atau “Berusahalah” atau “Berjuanglah”. Kata-kata penyemangat seperti itu sudah menjadi kebudayaan Jepang yang mana siapapun, di manapun dan dalam suasana apapun selalu diucapkan untuk saling menyemangati dalam berusaha memperoleh hasil yang lebih baik. Apakah hal semacam ini juga bisa diterapkan di Indonesia atau malah saling menghambat untuk tujuan menonjolkan diri?
Demikian ringkasan yang dapat saya sampaikan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Arie DS
PIS dilaksanakan di rumah teh Ani-Kampung Melayu Bulan Mei 2013
Tinggalkan komentar